Selasa, 12 Desember 2023

Direct Method

Direct Method is a method that aims to ensure that students can speak the target language fluently. Students can practice their language using the Direct Method because here students are emphasized on speaking the target language and avoiding using the first language. According to (Fadhly, 2023), the Direct method has a general instructional objective, namely to develop learners' speaking and listening skills in the target language. This goal is to bridge the learners so that the learners are able to use the target language fluently and are able to understand oral speech effectively.

Apart from that, there are several specific instructional objectives in the Direct Method, especially in developing learners' language skills so that learners can master and use the target language well. According to (Fadhly, 2023), there are several specific instructional objectives in the Direct Method, the first objective is to achieve speaking skills, by using the Direct Method it is hoped that students will be able to speak the target language fluently, then be able to express and convey opinions and ideas clearly, and can also use appropriate expressions. In essence, the output of the Direct Method is that students can confidently and get used to speaking the target language by using appropriate linguistic rules.

Not only to achieve speaking skills, but the next specific instructional objective is to achieve listening skills. With the Direct Method, learners not only get used to speaking, but also get used to listening. Learners can understand someone who is speaking using the target language effectively, learners can understand the meaning of what is conveyed in the target language, then they can recognize differences in intonation, differences in accent, and differences in speaking styles of each speaker who uses the target language. It's the same as when we listen to our first language, we can automatically know what meaning is being conveyed, what a person's intonation, accent and speaking style are like. Likewise, with the Direct Method, learners can practice to achieve their listening skills so that they can automatically recognize and understand the target language when they hear it.

Furthermore, according to (Fadhly, 2023) with the Direct Method learners can master vocabulary quickly. Learners can master and develop vocabulary in the target language, especially in the use of vocabulary related to everyday communication needs, because by getting used to using the target language, students can automatically store vocabulary easily in their brains. Then, the next specific instructional objective is understanding sentence structure. By using the Direct Method, students are able to understand the sentence structure of the target language, such as understanding the use of tenses, the use of prepositions, the use of conjunctions, and the use of other grammar rules. Learners can effectively understand and master the grammar of the target language used.

In addition, another specific instructional objective is that learners are able to achieve correct pronunciation. According to (Fadhly, 2023), learners can easily pronounce words and phrases from the target language correctly. This is because learners have been accustomed to hearing and interacting with native speakers as known as teachers who use the target language, so that learners can easily master pronunciation correctly. The next objective is that learners can convey messages effectively. With the Direct Method, learners will be able to convey messages, information, stories, experiences, opinions in the target language effectively and correctly. In addition, learners can convey messages persuasively.

According to (Fadhly, 2023), with the Direct Method, learners can achieve dialogue skills. Learners can achieve communication skills and interact using the target language, learners can participate in conversations and carry out social interactions in the target language well and correctly. Apart from that, the next specific objective is that learners can develop their creative thinking skills in the target language, for example in creating creative texts such as poetry, short stories, novels, narrative text, etc. By practicing to create their own creative texts, it means that learners are also practicing to develop their creative thinking skills

The final specific instructional objective, as stated by (Fadhly, 2023), is understanding cultural context, with the Direct Method learners can gain an understanding of the cultural context related to the target language. For example, learners can learn about social norms in communication, so that learners can communicate well and clearly. In addition, learners can adapt communication according to the cultural context in the target language.

By completing these objectives, learners are supposed to be able to speak the target language with ease, comprehend accents, intonations, and speaking variations, and become fluent in relevant vocabulary and sentence structures using the Direct Method.


 Reference : Fadhly, F.Z. (2023). EFL Teaching Methodology. Edukati Inti Cemerlang.

Senin, 10 Januari 2022

ESSAY PENDIDIKAN



Animo Masyarakat Desa Cikaso Terhadap Pendidikan.

 

Pendidikan adalah hal yang penting yang harus ditempuh oleh setiap orang. Karena pentingnya pendidikan itulah, Indonesia peduli dan banyak memberikan fasilitas berupa sekolah-sekolah, lembaga-lembaga pendidikan, baik itu negeri maupun swasta. Demikian juga Kabupaten Kuningan semakin membenahi diri untuk menjadi Kota Pendidikan. Untuk itulah pendidikan sangat diprioritaskan. Demikian halnya di Desa Cikaso, Kecamatan Kramatmulya, Kabupaten Kuningan, animo masyarakat terhadap pendidikan pada umumnya sangat bagus. Terbukti dengan minat masyarakat untuk menitipkan anak-anaknya di lembaga pendidikan, dari mulai pendidikan anak usia dini (PAUD), sampai ke sekolah menengah atas. Bahkan, sebagian masyarakat sudah mampu untuk melanjutkan pendidikannya ke perguruan tinggi, baik perguruan tinggi negeri maupun swasta, baik perguruan tinggi yang ada di Kota Kuningan, maupun yang berada di luar Kota Kuningan.

Adapun bentuk kepedulian terhadap pendidikan di Desa Cikaso bisa terlihat dari adanya lembaga-lembaga pendidikan, diantaranya, Lembaga Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), baik pendidikan anak usia dini secara formal, yaitu TK Bhakti Muslimin dan TK Negeri Unggulan Kuningan yang berada di Desa Cikaso. Demikian juga, lembaga pendidikan anak usia dini non-formal, yaitu lembaga-lembaga kelompok belajar (Kober), diantaranya ada PAUD KOBER Renuris, yang berada di blok Manis, Desa Cikaso, PAUD KOBER Al-Ma Arief yang berada di blok Wage, Desa Cikaso, PAUD KOBER Rabbani yang berada di blok Kliwon, Desa Cikaso, lalu ada PAUD KOBER Daarul Faalah yang berada di blok Puhun, Desa Cikaso, dan PAUD KOBER Al-ghofaar yang berada di blok Puhun, Desa Cikaso.

            Adapun lembaga pendidikan tingkat dasar, yaitu Madrasah Ibtidaiyah (MI) PUI Cikaso, SD Negeri Desa Cikaso, dan SD Negeri Unggulan Kuningan yang berada di Desa Cikaso. Adapun lembaga pendidikan Tingkat menengah yaitu Madrasah Tsanawiyah (MTs) PUI Cikaso. Untuk jenjang SMP dan SMA, rata-rata berada di luar Desa Cikaso, misalnya SMP Negeri 1 Kramatmulya, SMP Negeri 1 Kuningan. Begitupun untuk jenjang SMA/SMK, seperti SMA Negeri 1 Kuningan, SMA Negeri 2 Kuningan, dan SMA Negeri 3 Kuningan.

            Dari tahun ke tahun, pada umumnya orang tua tidak hanya memenuhi kewajiban belajar selama 12 tahun, tetapi lebih dari itu menginginkan anaknya melanjutkan pendidikan pada jenjang yang lebih tinggi, yaitu perguruan tinggi. Terlebih dengan adanya fasilitas lembaga perguruan tinggi di daerah sendiri, yaitu Kota Kuningan, seperti Universitas Kuningan, UNISA, STIKes Kuningan, STKIP Muhammadiyah Kuningan, dll. Dan ada juga beberapa yang berkuliah di luar Kota Kuningan, baik PTN maupun PTS.

            Dengan melihat data dan fakta di atas, memberikan gambaran bahwa pendidikan sudah menjadi kebutuhan mendasar bagi masyarakat, terkhusus bagi masyarakat Desa Cikaso, dan sangat disadari bahwa untuk meningkatkan taraf kemajuan kehidupan, harus dengan adanya peran pendidikan. Hal ini memberikan optimisme, bahwa generasi ke depan akan lebih baik untuk membangun peradaban dan kehidupan, serta memajukan peningkatan keberadaan Desa Cikaso, baik tingkat kesejahteraan, ekonomi, sosial, dan budaya. Terlebih lagi bisa mendukung terhadap program-program pemerintah daerah Kuningan, yaitu untuk menyukseskan Kuningan sebagai Kota Pendidikan.

            Kesimpulannya, pendidikan di Desa Cikaso terbilang sudah cukup bagus, terbukti dengan adanya sekolah-sekolah dan lembaga-lembaga pendidikan dari tingkat PAUD sampai MTs. Dan banyaknya usia sekolah yang masuk ke lembaga-lembaga pendidikan, baik yang berada di Desa Cikaso maupun yang berada di luar Desa Cikaso. Baik dari tingkat pendidikan usia dini maupun tingkat pendidikan perguruan tinggi.

PUISI PENDIDIKAN 2

 

Hak Pendidikan

Karya : Arin Sabila


Terenyuh jiwa melihat banyak ketimpangan

Ketimpangan dan kekurangan akan pendidikan

Mencari secuil ilmu sambil bergandengan

Walau keberuntungan tak berada di tangan


Helaan demi helaan terdengar

Mencoba menghadapinya dengan sabar

Terus bersemangat tiada gentar

Agar kelak menjadi orang pintar


Untukmu pendidikan di Indonesiaku

Ku harap kau kan semakin maju

Menjadikan putera-puteri yang berilmu

Tanpa harus merogoh uang saku





PUISI PENDIDIKAN 1

 

GEMINTANG KU UKIR

Karya : Arin Sabila


Kulihat diriku di belakang

Tersenyum dan tertawa riang

Mengepalkan tangan dengan gamblang

Sambil berucap dan berbisik "gemintang"


Gemintang karena pendidikan

Cemerlang karena pendidikan

"Diriku" tiada henti mengucapkan

Berharap nyala api selalu dikobarkan


Aku tersenyum getir

Mengukir pahatan yang sulit ku ukir

Untuk bisa berproses dan berpikir

Menjadi kuat layaknya petir


Tangan ku kepalkan 

Menaklukan rintangan yang sukar ku taklukan

Hanya demi pendidikan

Hingga gemintang menuntun pada kesuksesan


Minggu, 02 Januari 2022

METODE PEMBELAJARAN BAGI ANAK

 

Metode Pembelajaran bagi Anak

 

    Sebagai calon pendidik, kita harus tahu bahwasanya cara mengajari dan mendidik anak murid atau pelajar itu tidak hanya berfokus pada satu cara. Banyak sekali cara atau metode yang dapat calon pendidik ambil dan calon pendidik terapkan dalam melakukan pembelajaran kepada para pembelajar/anak muridnya nanti.

     Karena cara belajar setiap murid itu berbeda-beda dan bervariasi, juga karaktrer anak didik yang sudah pasti berbeda antara satu dengan yang lainnya, ada anak murid yang cepat tanggap, yang kurang tanggap, atau sama sekali tidak masuk ke dalam circle pembelajaran. Maka dari itulah, si pendidik diharapkan mampu untuk menciptakan suasana belajar yang nyaman dan berkualitas. Mampu memikirkan dan mengimplementasikan bagaimana caranya untuk memahami karakter anak atau gaya belajar anak, melakukan pertimbangan dan solusi saat menemukan anak didik yang ‘sedikit’ kurang terikat pada aturan atau bahkan dalam kegiatan pembelajaran, dan melakukan metode pembelajaran yang ‘appropriate level’ atau sesuai dengan levelnya.

     Berbicara tentang karakter, mungkin ada saja anak didik yang kurang terikat/masuk dalam kegiatan pembelajaran, hal itu mungkin karena karakter atau gaya belajar anak didik tersebut berbeda-beda, karakter itu menyangkut dengan gaya belajar anak. Gaya belajar anak bisa berupa audio/auditori ataupun visual. Pertama adalah gaya belajar ‘auditori’ yang berarti si anak didik mempunyai gaya belajar berupa ‘mendengarkan’ dan biasanya menyerap informasi secara optimal dengan mengandalkan indera pendengaran. Dengan gaya belajar ‘auditori’ ini anak didik bisa lebih mudah untuk menyerap pelajaran dengan baik dengan cara diucapkan, contohnya seperti, ia akan lebih paham dan mudah mencerna materi pelajaran jika materi itu disampaikan dengan cara diucapkan.

     Untuk metode pembelajaran dengan gaya belajar auditori, calon pendidik bisa melakukan dan menerapkan pembelajaran yang inovatif seperti memberikan materi melalui audio-visual, dan memberikan kesempatan kepada anak didik untuk mencerna dan mempelajari lagi apa yang sudah didengarnya. Setelah itu, pendidik bisa bertanya sebagai salah satu feedback dari kegiatan pembelajaran, seperti bertanya, “Apakah sudah paham dengan materinya?” hanya untuk sekedar mengetahui  bahwa si anak didik benar-benar paham dan dapat menangkap materinya dengan baik.

     Yang kedua adalah gaya pembelajaran ‘visual’. Untuk gaya pembelajaran ini, anak didik cenderung lebih mudah menangkap dan menyerap informasi dengan cara melihat simbol, gambar atau ilustrasi. Anak didik ini lebih mengandalkan indera penglihatannya serta imajinasinya. Dengan gaya belajar ini, anak didik akan lebih mudah mengingat sesuatu dengan cara melihat ilustrasi atau pun menonton video.

     Untuk metode pembelajaran dengan gaya belajar visual, pendidik bisa menyuguhkan materi dengan video dan ilutrasi menarik, sehingga anak didik bisa berimajinasi tentang materi apa yang disampaikan. Dengan begitu, anak didik bisa lebih mudah mencerna dan memahami materi pelajaran melalui hasil imajinasinya. Untuk melakukan feedback pembelajaran, pendidik bisa melakukan diskusi ataupun tanya jawab mengenai materi yang sudah disampaikan melalui video agar pendidik tahu sejauh mana pemahaman si anak didik tersebut.

     Dan untuk melakukan pembelajaran di dalam kelas, pendidik diharapkan mampu menerapkan metode pembelajaran yang sesuai dengan levelnya. Tidak kurang dan juga tidak lebih dalam menyampaikan materi pembelajaran. Dan maksud sesuai level ini adalah pendidik bisa memberikan materi yang sesuai dengan tingkatan/level si anak didik, dan bisa membaca atau mengira-ngira tingkat kesukaran materi yang akan disampaikan kepada anak didik. Sehingga si pendidik bisa lebih menyederhanakan bahasan materi agar appropriate/sesuai dan dapat dipahami oleh si anak didik.

     Untuk melakukan kegiatan pembelajaran yang baik di dalam kelas, pendidik diharapkan mampu untuk membaca karakter dan gaya belajar anak didik, mampu menerapkan metode pembelajaran yang inovatif dan up to date, mampu memberikan pengajaran yang sesuai dengan gaya belajar anak didik, seperti kegiatan pembelajaran pada gaya belajar auditori ataupun gaya belajar visual, dan melakukan pengajaran yang in appropriate level atau sesuai dengan level/tingkatan pemahaman si anak didik.

 

 

Penulis

Arin Ruhama Sabila

 

 

 

 

 

 

Senin, 13 Desember 2021

Aku, Arin Sabila

Hai semua.. Perkenalkan, namaku Arin Ruhama Sabila. Aku biasa dipanggil Arin. Aku adalah anak terakhir dari 5 bersaudara. Aku dilahirkan di Kota Kuningan--kota yang dijuluki dengan sebutan kota asri, aku lahir tepatnya pada tanggal 12 September 2002. Kata mamaku, semua orang menyambut kehadiranku dengan suka cita. Keluargaku menginginkan kehadiranku. Aku tersanjung. 


Mengingat masa dimana aku berada di taman kanak-kanak, aku sadar bahwa dulu aku adalah orang yang sangat bahagia. Aku mempunyai orang tua yang lengkap- yang sampai sekarang mereka masih diberi umur panjang oleh-Nya, Thank God.. Dan juga kakak-kakak yang penyayang, yang tak ingin melihatku menangis dan terluka. Aku mempunyai teman bermain yang menyenangkan dan berkat mereka aku jadi mempunyai kenangan yang indah. Masa taman kanak-kanak adalah masa yang indah. Jika saja waktu bisa berputar kembali, aku harap aku bisa merasakannya lagi. 


Lanjut saat aku berada di masa Sekolah Dasar, aku juga memiliki memori yang bagus di sana. Aku banyak berteman dengan orang-orang baik, aku banyak mengikuti perlombaan, aku selalu mendapat nilai rapot dan peringkat yang bagus, dan berkat hasil kerja kerasku itu, aku selalu mendapatkan hadiah/reward ketika aku berhasil mendapatkan nilai rapot diatas 85. Aku pun ingat, saat aku berhasil mendapatkan peringkat 1 di kelas, aku diberi hadiah berupa sepeda oleh orang tuaku. What a beautiful gift! Di masa itulah aku sangat percaya pada diriku sendiri. Yang dimana, aku merasa bahwa aku seperti menemukan jati diriku. 


Saat masa itu pula, aku pernah meraih juara 1 lomba menggambar, mungkin saat itu lah aku jadi suka untuk menggambar. Yang dimana, aku jadi punya hobi menggambar walau aku tau karyaku tak sebagus orang lain. Tapi aku tetap bersyukur. Setidaknya aku masih punya hal yang aku sukai. 


Beranjak ke masa SMP, aku sedikit merasa sedih, karena di sekolahku yang baru aku berpisah dengan sahabat semasa TK. 7 tahun bersama, berteman dan bercanda tawa, kini pupus sudah. Aku berbeda sekolah dengannya. Padahal aku sudah bersikukuh mengajaknya untuk bersekolah di SMP yang sama, tapi katanya dia tidak percaya diri. Jadi dia memilih untuk masuk ke MTs di dekat rumah. Tak mengapa, aku masih bisa berkomunikasi dengannya walau tak se-intens dulu, sedih memang, tapi mau bagaimana lagi?


Aku beradaptasi dengan baik di sekolah baruku. Aku juga mempunyai teman yang baik di sana, teman yang memiliki satu hobi denganku, teman yang bisa dibilang satu frekuensi. Di SMP, aku mengikuti kegiatan ekstrakulikuler PASKIBRA, aku juga sempat bergabung dengan OSIS, tapi tak lama, hanya satu tahun saja, setelahnya aku pamit mengundurkan diri. Aku lebih memilih untuk menjadi anggota PASKIBRA karena aku suka saat melakukan variasi gerakan baris-berbaris. Di PASKIBRA, posisiku adalah sebagai danton, aku juga merangkap sebagai penggerek bendera. Tapi aku juga pernah menjadi pembentang bendera. Jika diingat kembali, rasanya sangat rindu. 


Lanjut saat masa SMA, sama seperti masa SMP, awalnya aku merasa sedih karena aku berpisah dengan teman baikku. Tapi, karena aku mendapatkan teman baik di sini, aku perlahan-lahan bisa move on. Dan aku bisa belajar dengan baik di sini. Aku masuk jurusan MIPA, yang dimana setiap harinya tak jauh dari kata "hitungan", sampai-sampai aku merasa lelah sendiri, ditambah aku kurang menyukai pelajaran Fisika. Aku jadi bingung, kenapa aku masuk ke jurusan ini? Bahkan aku saja tak berminat masuk ke dunia kesehatan dan teknik. 


Tapi meski begitu, aku pernah menjadi juara paralel ke-2. Saat SMA, aku pernah mengikuti lomba role play EEC yang diadakan oleh Universitas Kuningan, beruntung kami mendapatkan juara ke-3. Dan juga aku pernah mengikuti lomba Newscaster yang diadakan oleh universitas yang sama. Tapi kali ini aku tak lolos sebagai finalis juara. Tak mengapa.. 


Saat di SMA, aku mengikuti salah satu kegiatan ekstrakurikuler yaitu English Creative Club. Di sana aku banyak berinteraksi dengan orang yang sama-sama suka belajar bahasa inggris. Bahkan, kadang aku merasa insecure karena mereka jauh lebih jago dan pandai dalam berbahasa. Aku juga sempat mengikuti Paduan Suara, tapi belum genap 6 bulan, aku pamit mengundurkan diri. 


Dan tiba dimana masa pandemi datang, kami yang semula akan mengadakan kegiatan study tour, tepat pada saat Hari H, semuanya batal begitu saja. Tentu saja kami semua merasa sedikit kecewa. Padahal study tour adalah moment yang paling kami tunggu-tunggu. Tapi it's okay, mencegah lebih baik daripada mengobati. 


Dan di sinilah aku, aku sudah beranjak dewasa. Kini aku sudah duduk di bangku perkuliahan. Dengan berharap bahwa aku bisa semakin baik ke depannya. Semoga Universitas Kuningan bisa menuntunku dan membawaku ke arah yang lebih baik. Semoga aku bisa berjuang di sini sampai aku lulus sarjana nanti. Amin.. 


Minggu, 10 Oktober 2021

EKSISTENSI MANUSIA

  Eksistensi Manusia 


        Keberadaan manusia di muka bumi ini sering kali menjadi persoalan yang penting bagi manusia itu sendiri. Siapakah manusia itu, dari mana asalnya, mengapa manusia itu ada, untuk apa manusia diciptakan, berbeda kah manusia dengan makhluk lain, dan masih banyak lagi pertanyaan mengenai kenapa manusia itu ada. Hal ini mendorong manusia untuk lebih memahami dan lebih peka tentang apa itu eksistensi manusia. Sebelum kita tahu apa itu arti tentang eksistensi manusia, kita harus tahu terlebih dahulu apa itu arti dari kata eksistensi.

        Kata eksistensi berasal dari kata latin eksistere, dari eks “keluar” sister “membuat berdiri” artinya apa yang ada, apa yang memiliki aktualitas, apa yang dialami. Konsep ini menekankan bahwa suatu itu ada. Oleh karena itu, kata "eksistensi" diartikan: manusia berdiri sebagai diri sendiri dengan keluar dari dirinya dan manusia sadar bahwa dirinya ada.

        Pada hakikatnya, manusia adalah makhluk ciptaan Tuhan yang memiliki akal untuk berpikir. Manusia diberikan kebebasan untuk menjadi pemakmur di muka bumi ini. Diberikan kebebasan untuk memakmurkan dirinya sendiri atau bahkan ikut memakmurkan dan menyejahterakan bumi.

        Secara universal, keberadaan manusia diciptakan Tuhan sebagai pengisi alam semesta adalah untuk menjadi khalifah (pengganti/penerus) peran Tuhan untuk memanfaatkan dan memakmurkan bumi dengan sebaik-baiknya menjadi kehidupan yang baik bagi manusia itu sendiri dan untuk meraih kemajuan hidup yang lebih berkualitas. Oleh karena itu, manusia perlu menggali potensi dirinya dan memperluas keilmuannya, sehingga manusia itu ada kekuatan untuk meng-explore kebergunaan di muka bumi ini.

        Di sisi lain, manusia adalah sebagai hamba Allah yang secara kodrati sebagai budak Tuhan untuk mengerjakan agenda-Nya atau program-Nya, yaitu menjadikan kehidupan bumi untuk lebih maju dan lebih makmur. Dan bisa kita lihat fenomena kehidupan manusia dari zaman ke zaman yang terus berkembang dan lebih maju, lebih mudah, dan lebih nyaman, itu semua pada dasarnya adalah karena manusia terus meng-explore potensinya, kemampuannya, dan juga keilmuannya.

        Manusia sebagai makhluk individu, pada dasarnya memiliki fitrah untuk memiliki keinginan yang sama, yaitu ingin maju, bahagia, dan selamat. Untuk meraih kemajuan, tentunya manusia harus memiliki modal atau kekuatan ilmu dan skill. Oleh karena itu, manusia harus selalu belajar dan belajar. Dan harus siap untuk mengaktifkan pikiran, siap bekerja keras, dan mengoptimalkan pengorbanan dan kesabaran.

        Adapun untuk meraih bahagia, manusia perlu jalinan kasih sayang, saling peduli, dan perhatian. Kasih sayang lah sebagai modal untuk manusia bisa bahagia. Adapun bahagia tidak bisa datang dengan sendirinya, tapi harus dibangun, diupayakan, diproses, dan diciptakan untuk menjadi sebuah kebiasaan, contohnya melalui ucapan yang baik, ujaran yang positif, juga melalui perilaku-perilaku yang menyenangkan dan menjaga dari perilaku-perilaku yang menyakitkan.

        Selanjutnya, untuk meraih selamat, manusia butuh petunjuk, arahan, dan bimbingan, terutama untuk keselamatan jiwa, hati, dan rasa. Seperti yang kita ketahui bahwa jiwa manusia itu adalah produk Tuhan, sehingga Tuhan sendiri yang tahu bagaimana jiwa pada posisi selamat, yaitu melalui petunjuk-Nya. Jiwa sebagai unsur terpenting pada diri manusia, sangat membutuhkan asupan-asupan yang baik. Seperti halnya fisik manusia agar tetap sehat, dibutuhkan asupan nutrisi yang sehat dan bergizi. Fisik membutuhkan makanan 4 sehat 5 sempurna dan membutuhkan imunitas yang tinggi, demikian juga dengan jiwa yang membutuhkan asupan (entry) berupa keterangan-keterangan (konsep-konsep) kebenaran yang selaras dengan firman-Nya (Al-Quran) dan selaras dengan hukum-hukum alam.

        Kembali kepada eksistensi manusia untuk menyelamatkan jiwanya, dibutuhkan petunjuk dari Sang Maha Penyelamat (Tuhan). Ketika manusia menyalahi petunjuk Sang Maha Penyelamat, maka akan terjadi error dan penyimpangan yang mengakibatkan celaka. Baik celaka di dunia, terlebih celaka di akhirat.

        Eksistensi manusia sebagai makhluk sosial, Tuhan menciptakan manusia berkembang biak, berketurunan, sehingga tercipta sebuah keluarga, atau komunitas sosial. Sehingga diantara manusia ada komunikasi sosial, dimana satu sama lain saling membutuhkan. Dasar-dasar yang harus dikembangkan dalam berkomunikasi sosial adalah saling menasehati dan saling memberikan pengaruh positif, saling tolong-menolong, atau saling berinteraksi dengan cara yang baik dengan memenuhi aturan, norma, tatakrama, dan etika. Satu sama lain saling menjaga kerukunan dalam berkehidupan, tidak saling mengganggu, tidak saling memperdaya, dan tidak saling menghina. 

        Seperti halnya, Tuhan menciptakan manusia bersuku-suku, berbangsa-berbangsa, berbeda bahasa yang menghasilkan budaya yang berbeda-beda, itu semua dalam rangka untuk saling mengenal (adanya interaksi yang baik) dengan cara menghargai budaya satu dengan budaya lainnya, dan tetap menjunjung tinggi budayanya masing-masing. Seperti yang kita ketahui di negara kita banyak sekali suku-suku yang mempunyai warna budaya yang berbeda-beda. Misalnya suku sunda, suka jawa, suka batak, suku badui, dan lain-lain, yang semua itu hakikatnya adalah Tuhan yang menghendaki. Maka janganlah menjadi halangan untuk kita tetap saling berinteraksi yang baik, terlebih sebagai sesama anak bangsa (satu nusantara).

 

 Jadi dapat juga disimpulkan terkait eksistensi manusia adalah :

1)       Sebagai khalifah di muka bumi (pemakmur bumi)

2)       Sebagai Hamba (Budak) Allah yang merepresentasikan agenda Allah di muka bumi

3)       Sebagai makhluk individu yang ingin meraih maju, bahagia, dan selamat

4)       Sebagai makhluk sosial

5)       Sebagai makhluk yang berbudaya

 

 

 

Sumber :

https://www.kompasiana.com/farichaicha/550eac8ea33311ab2dba83a4/eksistensi-manusia

http://repository.radenintan.ac.id/250/1/SKRIPSI_FIX_New.pdf

 

 

Direct Method

Direct Method is a method that aims to ensure that students can speak the target language fluently. Students can practice their language usi...